I. Bagian Awal
Duta Peduli Autis di Sekolah SMA Negeri 17 Jakarta Barat dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia
Kelas : LF01
Kode Dosen : D3739
Waktu : Selasa, 10-November-2015
Pukul : 10.00 – 11.00
Lokasi
: SMA
NEGERI 17 JAKARTA BARAT
Jumlah Peserta : 20 Siswa | Kelas XII IPS 1
Hadir :
Ketua : Reyhan
Wiranugraha
Anggota :
1. Hitsam Tiammar | 1801407505
2. Rachmawan A | 1801444614
3. Jessen | 1801377282
4. Alexander Agus | 1801400594
5. Surfatno | 180141593
II. Bagian Isi
A. Hal yang
diajarkan di mata kuliah Character Building : Agama yaitu menanamkan rasa kasih
sayang antar sesama manusia, tidak membedakan dia yang normal ataupun yang
mengalami keterbelakangan mental (Autisme)
B. Untuk
persiapan Materi kami mengambil beberapa materi dari internet dan juga
sumber-sumber lain, kami juga mensertakan beberapa video-video dan juga
pertanyaan yg nantinya akan kami gunakan untuk mengetahui seberapa jauh mereka
mengetahui apa itu autism dsb.
C. Metode
pembelajaran kami gunakan adalah masih dengan pertemuan sebelumnya yaitu, Tanya
Jawab lalu memberikan penjelasan, pada metode ini cukup efektif untuk
meningkatkan keterkaitan mereka dengan apayang kami sampaikan tentang anak yg
mengidap autisme di sekitar mereka
Hal Positif : kami
menjadi tahu bagaimana sikap mereka jika mereka sedang bertemu dengan anak-anak
yang mengidap autisme
Hal Yang masih
kurang baik : Interaksi beberapa rekan kami dengan para peserta agak
kurang
D. Pengukuran
Kinerja :
1. Survey Eksternal
:
Saran
dari sekolah : -
Hal
yang perlu di perbaiki : -
2. Survey Internal
:
- yang dapat
dijadikan contoh :
- anggota yg
perlu disemangati : Hitsam, artikulasi berbicara yang perlu diperbaiki
- Disiplin Waktu : Baik
- Ide-Ide :
Pertanyaan-pertanyaan untuk para murid dapat membuat para murid ikut dan lebih
mengerti materi yang telah kami sampaikan
- Sikap (Etika
Berbicara, Sopan Santun): -
Form Survey :
III. Paragraf Penutup
- Hasil Kegiatan :
A. Untuk Test Perbandingan siswa dan siswi
dikelas XII IPS 2, mereka menjadi lebih tau dan mengerti bahwa penggunakan kata
“Autis” sebagai bahan bercandaan itu tidak baik.
B. hamper seluruhnya mau mendaftarkan dirinya
untuk menjadi Duta Autisme
- Sebagian siswa siswi
mampu menerapkan hal hal tersebut pada dunia nyata
- Next To Do : meningkatkan
semua para volunteer